Jumat, 08 Februari 2008

Mencegah Padi Terserang Penggerek Batang (Sundep)

Mencegah Padi Terserang Penggerek Batang (Sundep)

Salah satu hama tanaman padi yang sering menyerang dan merugikan petani adalah hama penggerek batang padi yang oleh petani di Jawa biasa disebut hama sundep. Hama ini banyak menyerang saat tanaman masih dalam fase pertumbuhan vegetatif. Pucuk dauan atau daun muda terlihat kuning lalu mati. Bila dicabut pada bagian batang terdapat potongan seperti gigitan dan sering ditemukan ulat kecil.

Pada dasarnya hama sundep merupakan satu potongan hidup dari proses metamorphose ngengat atau kupu-kupu malam yang secara keseluruhan berumur 35 hari. Siklus ngengat atau kupu-kupu malam diawali dari mulai bertelur. Telur ngengat menetas dalam jangka waktu 4-12 hari. Setelah menetas ulat dari ngengat inilah yang sering bikin ulah, memakan batang padi sehingga merugikan petani. Umur ulat ngengat ini berkisar antara 7-12 hari. Waktu selama ini bila dibiarkan menyerang tanaman padi sangat merugikan petani. Setelah mengalami perubahan menjadi kepompong beberapa saat, kemudian barulah menjadi ngengat. Umur ngengat sendiri berkisar 7-15 hari sampai ngengat kawin dan bertelur. Bila dalam waktu tersebut ngengat tidak bias kawin ngengat akan mati. Demikian pula yang sudah kawin setelah bertelur tak lama kemudian juga akan mati.

Kembali ke masalah sundep, hama ini cukup sulit dikendalikan karena letaknya yang ada di dalam batang padi sehingga harus menggunakan pestisida sistemik seperti furadan 3G. Lalu bila kita ingin menerapkan pertanian organik, apakah harus menggunakan Furadan 3G?. Jawabnya tidak. Ngengat yang pada fase ulat menjadi hama sundep ini bias dicegah supaya tidak menyerang tanaman padi kita. Lalu apa yang kita lakukan? Menurut TO Suprapto ketua IPPHTI hama sundep ini bias dicegah dengan mengatur waktu tanam. Ngengat atau kupu-kupu malam akan melakukan perkawinan kurang lebih pada saat bulan purnama. Hal ini bisa kita amati bila sebelum atau setelah bulan purnama akan banyak ngengat berkumpul di bawah cahaya lampu. Saat inilah si kupu-kupu malam melakukan perkawinan.

Lalu apa hubungannya dengan pencegahan serangan sundep? Tentu saja ada hubungan. Setelah perkawinan, ngengat bertelur dan menetaskan telur kurang lebih membutuhkan waktu 15 hari. Setelah 15 hari ngengat tentu sudah bertelur dan telurnya sudah menetas menjadi ulat. Apabila bertelurnya pada saat tanaman padi kita masih muda dan pada tanaman padi kita, maka sudah dapat ditebak nantinya padi kita terserang sundep. Untuk menghindari hal ini kita dapat mengatur waktu pesemaian padi yang kita lakukan. Waktu pesemaian yang baik untuk mencegah serangan sundep dilakukan 10-15 hari setelah ngengat melakukan perkawinan atau 10-15 setelah bulan purnama. Selain dengan pengaturan waktu tanam, bisa dilakukan dengan gerakan 1000 obor, yaitu memasang obor di lahan pertanian kita secara berkelompok dalam satu hamparan secara serentak pada sebelum, saat dan setelah bulan purnama. Gerakan 1000 obor ini dimaksudkan untuk memancing ngengat berkumpul pada obor-obor yang kita pasang. Tentu saja kebanyakan ngengat yang berkumpul akan menabrak sumber cahaya (api obor) dan mati karena menabrak api tersebut. Dengan adanya gerakan tersebut dan pengaturan penanaman padi diharapkan sundep yang menyerang tidak ada atau minimal berkurang (masih dalam ambang ekonomi).

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Apa ada cara utk mengetahui kapan kaper bertelur