Jumat, 08 Februari 2008

MENJADI PENGUSAHA ITU MUDAH

MENJADI PENGUSAHA ITU MUDAH

(Oleh : FX. Agus)

Departemen Pertanian pada tahun 2007 membuka kesempatan bagi kelulusan perguruan tinggi jurusan pertanian, mulai dari S1, D4, D3 bahkan lulusan SPMA untuk menjadi penyuluh bantu. Lama bekerja bagi penyuluh bantu hanya satu tahun, dan setelah selesai kontrak tidak ada kewajiban bagi departemen pertanian untuk mengangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil.

Jumlah penyuluh bantu yang dibutuhkan adalah 6000 orang sedang jumlah pelamarnya lebih dari 50.000 orang. Dari data tersebut minimal ada 2 kesimpulan, yaitu:

1 Ternyata masih banyak lulusan dari pendidikan pertanian yan belum memiliki pekerjaan.

2 Bekerja dilingkungan pemerintah masih menjadi idola banyak orang terutama para lulusan perguruan tinggi.

Banyaknya minat untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga dapat dilihat dari penerimaan pegawai tahun 2004. Pada saat itu pemerintah membuka lowongan kerja sebagai PNS sebanyak 204.584 orang, sedang jumlah pelamarnya mencapai 4,5 juta peserta (Mas’ud, 2005).

Kebanyakan seseorang yang sudah lulus dari perguruan tinggi lebih senang memfoto copy ijazahnya dan membuat lamaran sebanyak-banyaknya untuk dikirim keberbagai instansi baik pemerintah maupun swasta. Hasilnya sudah bisa ditebak, yaitu nol besar alias ditolak karena tidak ada lowongan pekerjaan.

Dulu, ada anggapan masyarakat bahwa jika kita kuliah, akan lebih mudah meraih pekerjaan. Namun, dalam konteks saat ini anggapan itu banyak dipertanyakan. Menurut catatan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi DIY jumlah pengangguran lulusan S1 sebanyak 18.284 orang (2003) sedangkan pada tahun 2005 jumlahnya menjadi 45.050 atau mengalami peningkatan 146,2 persen. ( Kedaulatan Rakyat, 2006).

Untuk menjadi pegawai, entah pegawai pemerintah atau swasta, seseorang harus membuat lamaran dengan berbagai pesyaratan yang lain, ikut antri berdesak-desakan, mengikuti ujian persaringan, menunggu pengumuman yang hasilnya belum tahu diterima atau tidak. Padahal ada lowongan pekerjaan yang buka 24 jam penuh untuk memasukinya tidak perlu membuat lamaran, lowongan itu tidak lain ialah menjadi pengusaha. Seseoarang menjadi pengusaha, cukup modal keberanian, memutuskan usaha apa yang akan ditekuni, esok paginya sudah pesan kartu nama, dengan jabatan apa maunya, apakah direktur apakah pimpinan perusahaan. Pada saat itu dia sudah menjadi direktur sekaligus karyawan inti.

Keluhan yang sering disampaikan oleh orang yang akan memulai usaha adalah ketiadaan modal, padahal pengertian modal bukan semata-mata uang. Memang harus diakui memulai usaha dengan modal uang yang cukup lebih cepat berkembang dibanding memiliki modal yang pas-pasan.

Modal dapat berupa ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sudah dipelajari selama sekolah. Masalahnya adalah mampu tidak merubah ilmu dan keterampilan yang dimiliki itu menjadi modal untuk memulai berusaha.

Seorang calon penyuluh yang dididik memiliki keterampilan berkomunikasi, dapat digunakan untuk menyakinkan orang lain bahwa ia memiliki kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, sehingga orang yang memilik modal percaya dan memberi pinjaman untuk berusaha.

Memiliki teman yang banyak juga merupakan modal. Siapa tahu diantara teman-teman itu ada yang sudah memiliki usaha dan mau membantu untuk memberi pinjaman modal.

Keluhan lain yang timbul adalah tidak punya tempat usaha. Bukankah ada orang lain yang memiliki tempat usaha. Siapa tahu dapat diajak bekerjasama dengan sistem pembagian keuntungan atau disewa.

Kejujuran, atau integritas sebenarnya juga merupakan modal yang sangat luar biasa terutama bagi mereka yang ingin memulai usaha tetapi tidak memiliki modal alias modal dengkul. Menurut Baharudin(2002), banyak pengusaha sukses karena memiliki citra diri yang baik sebagai modal utama.

Jadi yang diperlukan sesorang untuk memulai usaha itu sebenarnya adalah keberanian-keberanian memulai, keberanian mementukan jenis usaha, selanjutnya tergantung bagaimana kita mengelola usaha tersebut. Untuk menjadi pengusaha yang dibutuhkan hanya ide dan kemampuan menyakinkan orang lain (Waringin, 2006). Tidak punya modal, pakai modal orang lain. Tidak punya ide pakai ide orang lain. Tidak punya tempat berusaha dapat menggunakan modal orang lain. Bahkan tidak punya dengkul pun dapat memakai dengkul orang lain. Sebuah hadist menyatakan ‘ Sembilan pintu rejeki berasal dari perdagangan dan hanya satu pintu rejeki yang berasal dari menjadi pegawai.

Daftar Pustaka

Andreas Hareta, 2004. Berwirausahta Dari Nol, 10 Kiat Sukses Dengan Modal Seadanya. Jakarta, Gramedia Pustaka

Burhanuddin Abe, 2002. 50 Usahawan Tahan Banting, Kiat Sukses Dimasa Krisis Jakarta, Tajuk.

Hicks, TG, 1994. Sukses Merintis Dengan ’’Modal Dengkul’’, alih bahasa : PT. Dinastindo Adiperkasa International, Penerbit Abdi Tendur, Jakarta

Kiyosaki, R dan Leacher, 2003. Rich Dad And Poor Dad, alih bahasa : J Dwi Helly Purnomo, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Lim, Billi PS, 2003. Berawal Gagal, Alih Bahasa : Drs. Suharsono, PT Pustaka Delaprosta Jakarta

Mas’ud Chasan, 2005. Sukses Bisnis Modal Dengkul, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Waringin, TD, 2006. Finacial Revolution, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Tidak ada komentar: